Langsung ke konten utama

Analisa Teori Konspirasi Penyebaran Covid-19 melalui Tema Fantasi

Photo by CDC on Unsplash

Sejak 11 Maret 2020 lalu, World Health Organization (WHO) menetapkan virus Corona sebagai pandemi. Penetapan ini didasari dari penyebaran virus yang merambah ke berbagai negara, serta menjadi masalah penting bagi negara di berbagai belahan dunia. Tak hanya di Indonesia, Covid-19 menjadi musuh di hampir semua negara. Sejenak manusia dengan rasa penasarannya bertanya-tanya, apa yang menyebabkan Covid-19 menyebar dan begitu membahayakan hidup manusia. Berbagai pendapat dan penjelasan yang muncul dijadikan acuan mengapa virus ini bisa menyebar. 

Tak sekedar penyebaran virus, berbagai kelompok masyarakat mulai meyakini beberapa penjelasan yang mereka kenal sebagai teori konspirasi. Teori konspirasi berkaitan dengan corona yang melibatkan istilah-istilah pengetahuan hingga ketegangan antar negara seperti Amerika dan Cina pun dipercayai sebagian kelompok. Versi lain muncul, melibatkan agen lain yang dianggap berkontribusi pada penyebaran virus Corona. Siapa yang sangka, pesan ini mudah diterima oleh berbagai kelompok yang akhirnya menjadi sebuah realitas simbol bagi kelompok tersebut.

Pembahasan mengenai konspirasi asal muasal Covid-19 dapat dilihat dari kajian dramatisme dengan menggunakan tema fantasi atau teori konvergensi simbol. Tema fantasi mencoba mengkaji simbol atau pesan yang berasal dari interpretasi kreatif suatu kelompok. Tema fantasi dari teori konspirasi yang berkembang mengenai Corona adalah, ada kelompok tertentu yang sengaja menyebarkan virus corona untuk kepentingan ekonomi atau politik. Pemahaman ini terbentuk dari kelompok-kelompok yang meyakini benar adanya teori konspirasi tersebut.

Ada beberapa teori konspirasi yang berkembang, antara lain: anggapan bahwa corona merupakan senjata biologi Cina yang berasal dari laboratorium di Wuhan; virus corona merupakan buatan Amerika yang memiliki tensi dengan Cina, akibat konspirasi ini bahkan pimpinan Iran menolak bantuan Amerika untuk memerangi corona; konpirasi lain melibatkan Bill Gates, pendiri Microsoft, yang dianggap sebagai penyebar corona agar tercipta vaksin yang berisi microchip untuk melacak populasi global, bahkan asumsi tersebut disampaikan oleh Roger Stone, mantan penasihat Presiden Donal Trump; Zhao Lijian, jubir kemenlu Cina menyatakan bahwa virus tersebut dibawa oleh tentara AS ke Cina; hingga anggapan bahwa virus corona disebarkan melalui jaringan 5G.

Berbagai konspirasi tersebut merupakan visi retorik dengan tagline Teori Konspirasi Asal Mula Covid-19. Visi retorik dalam tema fantasi merupakan komposisi drama yang melibatkan sekelompok besar orang ke dalam realitas simbolik bersama. Realitas simbolik yang dimaksud ini dimiliki oleh kelompok-kelompok yang meyakini teori konspirasi yang berkembang. Bahwasanya mereka memiliki interpretasi kreatif corona disebarkan oleh Amerika, Cina, Bill Gates, hingga melalui jaringan 5G. 

Suatu kelompok yang meyakini narasi konspirasi tersebut mengalami kohesi, atau pelekatan. Dengan selarasnya pemahaman serta visi mereka yang meyakini salah satu teori yang ada menambah kedekatan mereka. Keberadaan pandemi ini menjadi sanctioning agent, salah satu elemen yang berarti sumber pembenaran visi retorik. Munculnya teori tersebut sejalan dengan kondisi pandemi yang tengah berlangsung, dan pesan yang disampaikan dalam teori tersebut didukung kebenarannya melalui kondisi yang ada.

Nyatanya ada faktor yang menyebabkan berbagai teori tersebut mudah diterima oleh suatu kelompok. Teori-teori ini dinarasikan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan, sebut saja Juru Bicara Kemenlu Cina yaitu Zhao Lijian, atau Roger Stone sebagai mantan penasihat presiden Amerika. Tak hanya disebarluaskan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan, teori tersebut melibatkan teknologi terkini seperti 5G ataupun membawa tokoh besar seperti Bill Gates. Mereka yang terlibat dan dikaitkan dengan konspirasi tersebut adalah dramatic personae yang merupakan elemen dari visi retorik. Dramatic Personae merupakan orang-orang yang diduga terlibat dalam penciptaan realitas simbolik ini. 

Di Indonesia penyebaran teori konspirasi ini turut memiliki kelompok. Bahkan, informasinya juga digaungkan oleh beberapa public figure, seperti Deddy Corbuzier dan Rapper Young Lex melalui Youtube milik Deddy. Konten tersebut pun menimbulkan kontra, seperti tokoh publik lain yaitu Dokter Tirta. Tirta menentang konspirasi yang disampaikan oleh keduanya karena dinilai meremehkan kondisi yang ada, dan tidak menghargai pihak-pihak yang terlibat dalam upaya penanganan seperti tenaga medis juga relawan lainnya. Meski demikian, masih ada kelompok yang menyetujui konspirasi tersebut, hal ini juga didukung oleh 8,5 juta pelanggan kanal yang dimiliki oleh Deddy Corbuzier di Youtubenya.

Tak hanya melibatkan tokoh-tokoh besar, aspek narasi yang disampaikan dengan format informasi rahasia juga menjadi daya pikat. Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan yang menjadi informasi rahasia membuat orang lain penasaran dan tertarik untuk mengkajinya. Daya pikat tersebut yang seringkali diterima oleh mereka yang selain memiliki rasa penasaran juga sedang dalam ketidakberdayaan akibat kondisi pandemi. Ditambah, informasi yang mudah didapat memudahkan suatu kelompok memiliki realitas simbolik atas konspirasi-konspirasi tersebut.

Dalam tema fantasi, tidak jarang realitas simbolik ini bertentangan dengan realita sebenarnya. Walaupun simbol-simbol yang digunakan dapat melekatkan anggota antar kelompok, nyatanya mereka sering terjebak dengan interpretasi kreatif. Meski Cina menjadi negara yang mengakui keberadaan Covid-19 pertama di dunia pada 8 Desember 2019 lalu, belum ada penjelasan pasti penyebab dari awal mulanya kasus Covid-19, termasuk tuduhan bahwa virus tersebut adalah senjata biologi milik Cina. 

Para kelompok yang memercayai teori konspirasi terkadang lupa, yang perlu ditekankan bahwa Covid-19 adalah sebuah virus yang penyebarannya bahkan diperangi oleh pihak manapun. Bahwasanya juga, Covid-19  berasal dari kondisi yang tidak dikehendaki, bukan mendasar pada konspirasi-konspirasi yang belum terbukti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng di Negeri Funginesia

Ilustrasi jamur (Sumber: Krzystof Niewolny via unsplash.com) Di sebuah negeri di dunia ketiga bernama Funginesia. Pagi hari jadi hari sibuk bagi rakyat fungi (sapaan akrab kingdom lain untuk menyebut masyarakat Funginesia) dari empat distrik yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidmycota, dan Deuteromycota. Masing-masing rakyat di empat distrik terlihat sibuk menyiapkan hari. Menata banyak persiapan untuk bereproduksi bagi fungi dewasa, hingga mengikuti pelatihan menginang bagi fungi remaja. Ada satu program wajib Funginesia yang diterapkan untuk rakyatnya, fungi-fungi muda dididik para tetua untuk merantau di dunia pertama agar sukses menginang. Mereka yang berhasil mencapai prestasi menjadi parasit, baik obligat dan fakultatif, akan ditempatkan di jabatan pemerintahan. Mereka yang kembali sebagai saprofit akan dianggap sebagai masyarakat jelata yang umumnya bertahan hidup dengan bantuan sosial negara. “Hahhh, meresahkan sekali,” keluh Ceos, fungi muda dari Klan Mycosporium. Saat i...

Modernisasi Teh jadi Daya Tarik Pasar Sempit

Teh hijau mawar di dalam poci (Foto: penulis) Dalam legenda Kaisar Shen Nung, teh ditemukan di Cina sekitar 5000 tahun yang lalu. Asal mula teh juga dikisahkan dalam legenda India melalui cerita biarawan Bodhidharma. Kini, teh tak hanya jadi bagian dari sejarah dan budaya. Teh telah menjelma menjadi komoditas dengan hasil akhir minuman penuh kreatifitas.          Tak ada hari tanpa minum teh. Begitu demikian yang diakui Nur Winarni, wanita paruh baya berusia 54 tahun asal Jogja. Kegiatan memasak air panas dan teh tubruk Jawa berjenama Djatoet mengawali aktivitasnya di pagi hari. Jika tersedia, ia akan menikmatinya dengan beberapa potong biskuit. Jika tidak, satu gelas teh jawa bercampur satu sendok makan gula pasir tersebut tetap dinikmatinya dengan khusyuk.          “Setiap hari pasti minum teh manis panas. Kalau gak minum rasanya pusing, seperti gak punya energi,” ujarnya. Kebiasaan minum teh sudah dilak...

de Ngokow, Permata Tersembunyi di Yogyakarta

  Suasana de Ngokow yang terletak di Pendopo nDalem Pujokusuman Pendopo nDalem Pujokusuman merupakan tempat bersejarah milik Sultan Hamengkubuwono VIII. Sebuah cagar budaya yang pernah menjadi markas gerilya bangsa Indonesia kini disulap menjadi tempat nyaman untuk bercerita. Ini adalah hal unik sebab modern dan tradisional menjadi konsep yang bersatu padu. Sebuah kesatuan seimbang yang jarang ditemui pada banyak kafe. de Ngokow Coffee Roastery and Tea Club adalah pelakunya. Yogyakarta dipilih menjadi cerita ke-8 dari usaha yang lahir sejak tahun 2012. Kini, de Ngokow telah memiliki 6 cabang di 4 kota besar Indonesia dan masing-masing 1 cabang di Belanda juga Belgia. Selayaknya bisnis food and beverage lainnya, sajian seperti kopi, teh, makanan berat, hingga makanan ringan pun tersedia. Seperti V60 Levitation yang menjadi salah satu menu andalan. Kopi hitam yang teknik pembuatannya dikembangkan lagi oleh barista de Ngokow ini bahkan telah menjuarai Festival Kopi Indonesia Champ...