Langsung ke konten utama

Profil Rey Diawan

 

Sumber: dokumentasi pribadi Rey Diawan

Nama lengkap: Fitrian Rahmad Diawan

Kelahiran: Way Kanan, 7 Januari 2000 (21 Tahun)

Tinggi: 170 cm

Genre: Pop

Instrumen: Gitar, piano, drum, bass

 

Fitrian Rahmad Diawan atau lebih dikenal dengan nama panggung Rey Diawan adalah seorang penyanyi dan penulis lagu asal Lampung (Indonesia) beraliran pop. Saat ini, ia juga aktif sebagai kreator digital dan turut terlibat menyutradarai beberapa project video serta modelling.

Ketertarikannya terhadap berbagai seni sudah dimilikinya sejak kecil. Tak hanya musik, ia juga pernah terlibat dalam aktivitas seni peran (teater) dan tari tradisional saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Dari berbagai aktivitas seni yang pernah dilakoni, perjalanannya merantau ke Yogyakarta untuk berkuliah menjadi awal mula perhatiannya meniti karier bermusik.

Bergabung dalam sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa, membuatnya mendapatkan banyak hal tentang musik yang sebelumnya tidak didapatkannya saat sekolah. Mulai dalam mengisi lagu di berbagai acara, memiliki relasi di bidang sejenis, membuat konten music cover, hingga akhirnya ia berhasil merilis lagu solo berjudul Kata dan Rasa.

 

Lagu

Kita Indonesia (2019)

Lagu Kita Indonesia yang rilis pada 19 Agustus 2019 lalu ditulis oleh Muklas Agasharif dan  diunggah oleh kanal Youtube MA Management.  Lagu berdurasi 5.07 ini merupakan lagu kolaborasi Rey Diawan bersama Arizki Hamdani dan Adindra. Bertema kemerdekaan, lagu tersebut merupakan persembahan untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia yang ke-74.

Kata dan Rasa (2020)

Kata dan Rasa merupakan single pertama Rey Diawan yang rilis pada 17 April 2020. Lagu berdurasi 4 menit 10 detik ini tersedia di Youtube dan Spotify. Lirik lagu yang juga ditulis oleh Muklas Agasharif ini memiliki pesan bahwa perasaan cinta harus seiring dengan ungkapan cinta.  Di single yang sama, Rey Diawan mencurahkan sebagian kisahnya melalui tagline Berkarya dari Luka. Tagline tersebut juga merupakan bagian perjalanan hidupnya yang kini turut berkontribusi membangun keseriusannya dalam bermusik.

 

 

Media Sosial

Instagram reydiawan_

Youtube Rey Diawan

Spotify Rey Diawan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng di Negeri Funginesia

Ilustrasi jamur (Sumber: Krzystof Niewolny via unsplash.com) Di sebuah negeri di dunia ketiga bernama Funginesia. Pagi hari jadi hari sibuk bagi rakyat fungi (sapaan akrab kingdom lain untuk menyebut masyarakat Funginesia) dari empat distrik yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidmycota, dan Deuteromycota. Masing-masing rakyat di empat distrik terlihat sibuk menyiapkan hari. Menata banyak persiapan untuk bereproduksi bagi fungi dewasa, hingga mengikuti pelatihan menginang bagi fungi remaja. Ada satu program wajib Funginesia yang diterapkan untuk rakyatnya, fungi-fungi muda dididik para tetua untuk merantau di dunia pertama agar sukses menginang. Mereka yang berhasil mencapai prestasi menjadi parasit, baik obligat dan fakultatif, akan ditempatkan di jabatan pemerintahan. Mereka yang kembali sebagai saprofit akan dianggap sebagai masyarakat jelata yang umumnya bertahan hidup dengan bantuan sosial negara. “Hahhh, meresahkan sekali,” keluh Ceos, fungi muda dari Klan Mycosporium. Saat i...

Modernisasi Teh jadi Daya Tarik Pasar Sempit

Teh hijau mawar di dalam poci (Foto: penulis) Dalam legenda Kaisar Shen Nung, teh ditemukan di Cina sekitar 5000 tahun yang lalu. Asal mula teh juga dikisahkan dalam legenda India melalui cerita biarawan Bodhidharma. Kini, teh tak hanya jadi bagian dari sejarah dan budaya. Teh telah menjelma menjadi komoditas dengan hasil akhir minuman penuh kreatifitas.          Tak ada hari tanpa minum teh. Begitu demikian yang diakui Nur Winarni, wanita paruh baya berusia 54 tahun asal Jogja. Kegiatan memasak air panas dan teh tubruk Jawa berjenama Djatoet mengawali aktivitasnya di pagi hari. Jika tersedia, ia akan menikmatinya dengan beberapa potong biskuit. Jika tidak, satu gelas teh jawa bercampur satu sendok makan gula pasir tersebut tetap dinikmatinya dengan khusyuk.          “Setiap hari pasti minum teh manis panas. Kalau gak minum rasanya pusing, seperti gak punya energi,” ujarnya. Kebiasaan minum teh sudah dilak...

de Ngokow, Permata Tersembunyi di Yogyakarta

  Suasana de Ngokow yang terletak di Pendopo nDalem Pujokusuman Pendopo nDalem Pujokusuman merupakan tempat bersejarah milik Sultan Hamengkubuwono VIII. Sebuah cagar budaya yang pernah menjadi markas gerilya bangsa Indonesia kini disulap menjadi tempat nyaman untuk bercerita. Ini adalah hal unik sebab modern dan tradisional menjadi konsep yang bersatu padu. Sebuah kesatuan seimbang yang jarang ditemui pada banyak kafe. de Ngokow Coffee Roastery and Tea Club adalah pelakunya. Yogyakarta dipilih menjadi cerita ke-8 dari usaha yang lahir sejak tahun 2012. Kini, de Ngokow telah memiliki 6 cabang di 4 kota besar Indonesia dan masing-masing 1 cabang di Belanda juga Belgia. Selayaknya bisnis food and beverage lainnya, sajian seperti kopi, teh, makanan berat, hingga makanan ringan pun tersedia. Seperti V60 Levitation yang menjadi salah satu menu andalan. Kopi hitam yang teknik pembuatannya dikembangkan lagi oleh barista de Ngokow ini bahkan telah menjuarai Festival Kopi Indonesia Champ...