![]() |
Salah satu panggung pentas Lalala Fest 2019 di Orchid Forest Cikole (Sumber: Instagram @lalala.fest) |
Mari
mengenang peristiwa 23 Februari 2019 saat festival musik kealam-alaman ‘Lalala
Fest’ diselenggarakan untuk ketiga kalinya di daerah Cikole, Lembang, Bandung.
Meski tema Orchid Forest menjadi ide menarik untuk menyatukan musik dengan alam
-biar syahdu di tengah hutan- nyatanya Lalala Fest 2019 masih meninggalkan
banyak kenangan bersama mantan cuitan dari netijen maha oke. Terutama bagi mereka yang ditinggalin udah
ngabisin duid buat beli tiket.
Gimana enggak? Buat nontonin lebih dari 22 artis musik luar dan dalam negeri dengan
tiket seharga 6 kardus indomie, para klien gagal beli indomie 6 kardus ini
masih harus melewati medan perang dengan berjalan sekitar 3 km ke venue. Di antara banyaknya pohon-pohon.
Jalanan menanjak dan menurun. Ribuan orang sudah melakukan hiking sekaligus jurit malam. Jika di Cikole ada lembah, sungai,
sampai samudera, mungkin mereka sudah naik pangkat jadi Ninja Hatori.
‘Mendaki gunung lewati lembah. Sungai mengalir
indah ke samudera. Bersama teman bertualang....’
Gausah
nyanyi juga... heheheu..
Belum
lagi, bulan Februari yang sudah masuk musim hujan menambah kesyahduan serta
kehaluan. Mungkin beberapa orang dengan idealisnya mereka dengan air hujan, bakal
menganggap momen ini ‘syahdu maha oke’. Tapi kasihan para pencinta fesyen yang
menghabiskan waktu seharian buat cari setelan di antara ribuan setelan, dan
masih bilang gak punya baju. Kasian para haipbis yang mengorbankan sepatu segede
nangkanya terkena lumpur. Kasian mereka yang jomblo gabisa modus ngasih jaket
dengan embel-embel nanti dingin kena ujan. Kasian Gempi.. heh..
Ya
gitu, nampaknya pawang ujan Lalala Fest memang tidak se-pro pawang ujan hajatan di kampung yang kadang bisa dibayar pakek
kopi Kapal Api dan Gudang Garam.
Selain
pawang hujan yang gak pro, cuitan
netizen yang cukup bikin geleng kepala adalah dilarangnya pulang sebelum kepala
hilang acara selesai, hehe.. jadi inget jaman UN, gak boleh keluar ruangan
walaupun sudah selesai nebak jawab soal. Siapa tau, acara yang
dipromotori The Group ini adalah misi
tersembunyi dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Indonesia dengan uji
kesabaran pulang jam 2 malam. Jangan-jangan selang 2 minggu setelah acara, para
penonton dikirimin e-ijazah via
Email. Kalau benar, jangan lupa di-print
terus laminating gaisssss!!1!1!!
Yang
paling sedih dari cuitan netizen adalah persoalan sampah yang berserakan di
area venue ☹ ada yang bilang karena tempat sampah yang terbatas,
atau karena cahaya remang-remang bikin tempat sampah jadi susah ditemuin. Kalau
soal ini, kayaknya penonton juga punya andil deh:”( kalau gabisa nemuin tempat
sampah, paling enggak disimpan dulu. Atau kalau mereka kreatif, mungkin bisa
dibikin kerajinan, jadi pas balik ke parkiran bisa sambil jualan. Kan lumayan
uangnya buat traktir gebetan, heheheuuu...
Penyelenggaraan
Lalala Fest tahun 2016, 2018, dan 2019 yang dilaksanakan di tempat sama punya
keluhan yang hampir sama pula. Di antara ketiganya, Lalala Fest tahun 2018
dianggap lebih ‘mending’ oleh netizen. Untuk itu, ada beberapa rekomendasi
tempat menyelenggarakan Lalala Fest yang tentu menjadi sebuah saran dan
inovasi untuk mempertahankan konsep menyatu dengan alam melalui suasana yang
berbeda. Supaya para penikmat musik dan netizen gak bosan, dan siapa tau
festival ini bisa jadi ajang cari jodoh bagi kaum jomblonials. Sebelum baca tulisan ini lebih lanjut, tolong
tinggalkan sejenak kenyataan bahwa kita masih menghadapi pandemi. Sekadar
hiburan, mari kita berandai tentang Lalala Fest setelah pandemi. Cekidoot!
Kawah Putih Ciwidey
Rekomendasi
pertama adalah wisata Kawah Putih yang berada di selatan Bandung, sekitar 70 km
dari Cikole. Kawah bekas letusan Gunung Patuha di abad ke-10 ini cocok banget untuk
konsep menyatu dengan alam. Selain karna pemandangan air berwarna biru keijo-ijoannya, bisa jadi trobosan manakala Lalala Fest mengadakan pool party di kawah yang mengandung
belerang. Fyi, kandungan belerang
memang punya manfaat untuk kulit, kan lumayan.. pihak panitia juga bisa
mengimbau pengunjung untuk membawa telur masing-masing. Tau kan, temperatur
kawah yang anget-anget bisa bikin telur mentah jadi mateng dalam beberapa
menit. Menyatu dengan alam, kesehatan kulit, perut kenyang, perfect!1!!!1
Alun-Alun Kidul Yogyakarta
Alun-alun
kidul atau biasa disebut Alkid merupakan salah satu ikon wisata di Yogyakarta.
Konon katanya, kalau kita bisa melewati dua pohon tua yang ada di tengah
alun-alun dengan mata tertutup, maka keinginan kita bisa terkabul. Ini bisa
jadi konsep menarik bagi Lalala Fest. Panitia bisa menciptakan rute masuk venue melewati pohon sekaligus
menyewakan penutup mata. Doa-doa semacam semoga
skripsi cepet selesai, semoga gebetan peka, semoga dijauhkan dari diet wacana,
semoga dapat 5 tusuk sempol dengan duit goceng, dan ‘semoga’ lainnya bisa
diutarakan dalam rangka memberikan
pencerahan pada kaum muda-mudi yang hatinya tergelapkan.
Raja Ampat
Raja
Ampat merupakan salah satu wisata yang udah gak diragukan lagi keindahannya. Air
sebening kacanya bisa buat para perempuan pengguna skincare minder. Sebagai salah satu keajaiban dunia sekaligus
surganya keindahan laut, wisata di Papua Barat ini bisa jadi rekomendasi Lalala
Fest yang menakjubkan. Sembari mendengarkan lagu, pengunjung bisa menikmati 75%
biota laut melalui snorkeling. Salah satu stage
dibuat berada dalam air bisa jadi ide menarik dan kontroversial. Stage ini bisa jadi cara baru pengunjung
menikmati musik, yaitu via batin dan glodok-glodok
gelembung hasil mangap-mangap para musisi yang manggung di air.
Pantai Sandal Jodoh
Pantai
yang berada di Bengkulu ini punya nama asli Pantai Tapak Paderi. Alih-alis
wisata romantis menggunakan konsep gembok sebagai simbol cinta, pantai ini
menyediakan berbagai spot berhiaskan banyak sandal milik wisatawan yang hanyut
di sekitaran pantai. Sembari menikmati beach
party ala Lalala Fest, para jomblonials
bisa mencoba usahanya mencari jodoh. Mana tau berawal dari sandal jepitan, lalu
ketemuan, dan berakhir jadi mantenan.
TPU Jeruk Purut
Bukan
tempat wisata, TPU Jeruk Purut bisa jadi salah satu rekomendasi yang lain
daripada yang lain untuk Lalala Fest. Selain menikmati musik, pengunjung bisa
merasakan sensasi horor sekaligus uji adrenalin. Jika beruntung, mereka bisa
menemukan hantu pastor berkepala buntung yang menjadi primadona di pemakaman tersebut.
bukan hanya dekat dengan alam, tapi juga dekat dengan yang berbeda alam.
Jadi,
dari ke lima rekomendasi di atas, mana yang menurut kalian cocok untuk Lalala
Fest mendatang?
Catatan: Tulisan berbasis opini ini dibuat pada tahun 2019, dengan sedikit pembaharuan untuk meluruskan presepsi dan menyesuaikan kondisi saat ini.
Komentar
Posting Komentar